Proses evakuasi korban tewas akibat awan panas Gunung Sinabung Senin (03/02) siang, dihentikan karena gunung berapi yang terletak di Kabupaten Karo Sumatera Utara kembali mengeluarkan awan panas setinggi 2,5 km.
Badan Penanggulangan Bencana Nasional BNPB mengatakan proses
Klik
evakuasi terhadap korban akan dilanjutkan menunggu kondisi aman dan rekomendasi PVMBG .
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan Tim evakuasi masih melaksanakan pencarian korban awan panas di Desa Sukameriah.
"Proses evakuasi masih terus dilakukan, sampai sekarang 15 orang meninggal dan tiga orang luka-luka, evakuasi masih dilakukan dengan menurunkan 170 orang personil," jelas Sutopo.
Penjagaan di sekitar Gunung Sinabung juga diperketat, untuk mencegah penduduk memasuki wilayah berbahaya yang berjarak radius 5 kilometer dari puncak.
Hunian sementara
Pemerintah daerah Kabupaten Karo Sumatera Utara mengatakan jumlah pengungsi meningkat menjadi 31.400 orang menyusul terjadinya erupsi pada akhir pekan lalu.
Komandan Darurat Sinabung Pemkab Karo dr, Saberina MARS mengatakan hunian sementara bagi para penduduk tiga desa yang paling terkena dampak erupsi Sinabung, dengan dana yang berasal dari BNPB.
"Kita memang lagi mencari tanah yang tepat tidak terlalu jauh dari Gunung Sinabung, dengan tiga desa utama dulu yang akan kita relokasi yaitu Sukameriah, Bakerah, dan Simacem, supaya mereka bisa kembali bercocok tanam," jelas Saberina.
Saberina mengatakan lokasi yang akan menjadi hunian sementara berjarak sekitar 7 km dari puncak Sinabung.
Gunung Sinabung menunjukkan aktivitasnya sejak 2010 lalu setelah tertidur selama 1.200 tahun, dan mulai menyemburkan awan panas sejak September 2013 lalu.
PVMBG merekomendasikan radius 5 km dari puncak Sinabung harus dikosongkan, lima desa yang sangat berbahaya berada di radius 3 - 3,5 km yaitu Desa Sukameriah, Bekerah, Simacem, Sigarang-garang, dan Sukanalu.
Hari Senin, BNPB mengumumkan ada 19 gunung api di Indonesia yang
Klik
statusnya naik menjadi waspada.